Semua orang tua menginginkan anak yang cerdas, anak
pintar yang kelak hidup sukses, punya masa depan cemerlang. Bagaimana cara mendidik
anak agar cerdas ? Apa tips menjadi anak pintar ? Bagaimana mendidik anak sejak
dini agar menjadi pandai ? Beriku tips dari dr. Taufiq Pasiak,
peneliti neurosains, penulis buku Buku Manajemen Kecerdasan (Memberdayakan IQ, EQ,
dan SQ untuk Kesuksesan Hidup).
Menurut dr. Taufiq Pasiak, anak cerdas
adalah anak yang otak rasional, otak emosional, dan fungsi-fungsi motoriknya
berjalan secara baik. Jika hanya salah satu yang berkembang, itu akan
menghilangkan salah satu bekalnya dalam mengarungi kehidupan dewasa yang lebih keras.
Jauh lebih mudah meningkatkan kemampuan otak rasional dan fungsi motorik
daripada otak emosional seorang anak. Otak rasional berpusat di kulit otak
(mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan berpikir rasional, seperti berhitung,
memecahkan masalah, dan lain lain). Otak emosional berpusat di system limbik
(mengurusi soal perasaan: bagaimana kita menguasai diri, mengendalikan, dan
bertindak sesuai dengan kadarnya). ada 5 tips yang perlu kita ingat agan semua
!!!
1. Makanan
Ini
amunisi otak yang sangat penting. Anak-anak yang kekurangan gizi umumnya memiliki otak yang kurang
berkembang. Konsumsi ikan yang cukup, ASI, vitamin, dan mineral merupakan amunisi
yang tepat bagi otak. Apa pun kursus yang Anda berikan untuk anak anda tanpa memberinya
makanan yang tepat, samalah artinya dengan mengisi ruangan tanpa menguatkan dinding-dindingnya.
Gizi adalah bahan baku proses-proses seluler, terutama untuk pembangunan struktur
otak. Mainan / game anak cerdas Aktifitas mendidik anak cerdas.
2. Lingkungan
Makin
bervariasi lingkungan hdup anak Anda, makin baik perkembangan otaknya. Warna, bentuk,
orang-orang yang berbeda, suasana yang bervariasi, dan lain-lain lebih mudah
menstimulasi otak dibandingkan yang homogen. Jika Anda menciptakan lingkungan
yang kaya dengan permainan, otak anak Anda berkembang dengan sangat pesat.
Karena itu, sebisa mungkin, tempat tidur, tempat belajar (terutama di
sekolah-sekolah), dan ruangan keluarga dapat diubah setiap jangka waktu
tertentu. Anda perlu juga mengajaknya ke tempat tempat yang penuh dengan
hal-hal baru, seperti di pantai, gunung, dan lain-lain. Semakin bervariasi
lingkungan, semakin cepat koneksi sel saraf terjadi.
3. Pengalaman emosional
Sistem
limbik lebih dulu matang dibandingkan dengan kulit otak. Akibatnya, anak-anak
menjadi sangat peka terhadap rangsangan dan pengalaman emosional. Semua
pengalaman emosional yang diberikan pada rentang usia 0-7 tahun ini akan sangat
berpengaruh dalam membentuk jalinan antar sel saraf. Pada usia ini, kontrol
diri, kesabaran, kerja sama, empati, dan lain-lain lebih mudah dilatih dan tertanam
kuat dalam otak dibanding berhitung, membaca, atau kegiatankegiatan kalkulatif
lainnya. Jangan lupa, kematangan emosional ini lebih menentukan kesuksesan anak
Anda di masa depan ketimbang kemampuan berhitung dan main komputer.
4. Stimulasi rasional
Hal-hal
yang baru (novelty), menantang (challenge), padu (coherent), dan penuh makna (meaningful)
lebih cepat memengaruhi otak ketimbang hal-hal yang lazim dan biasa. Jika
setiap hari Anda memperkenalkan kata-kata baru kepada anak Anda, teknik-teknik
baru dalam berhitung, tugas-tugas yang menantang dan penuh makna (misalnya,
membuat percobaan fisika yang berkenaan dengan hal-hal sehari-hari), otaknya
akan lebih cepat berkembang. Hal-hal yang menantang, seperti menemukan bentuk
tertentu dalam banyak bentuk, dapat memperbanyak hubungan sel saraf. Origami
(seni melipat kertas) adalah salah satu cara memperbanyak hubungan sel saraf.
Attention of details juga merangsang otak. Berikan sebuah batu kerikil atau dedaunan
kepada anak-anak. Mintalah mereka mencermati alur, warna, bentuk, dan ciri-ciri
lain yang tidak tampak jika hanya dilihat sepintas. Perhatian pada hal-hal
kecil, terutama bentuk dan warna, membuat sinaps saraf bertambah banyak.
5. Aktivitas fisik
Aktivitas
fisik memengaruhi otak dengan tiga cara: 1) meningkatkan sirkulasi darah ke
otak. Artinya, oksigen, gula, dan zat gizi juga bertambah. 2) Memengaruhi
produksi hormon NGF (Nerve Growth Factor); dan 3) merangsang produksi dopamin.
Zat ini berfungsi penting dalam menata perasaan (mood) anak Anda. Semakin
sering dan terampil ia melakukan kegiatan fisik, semakin baik perkembangan
otaknya.
Lima hal di atas tidak berdiri sendiri.
Semuanya saling melengkapi dan saling memengaruhi. Anda tidak boleh
mengedepankan dan memprioritaskan satu di antara yang lain. Jika Anda harus
memilih yang utama, disarankan untuk melatih emosi anak Anda lebih dulu. Kematangan
emosi memerlukan waktu tertentu untuk berkembang. Sedangkan kecerdasan rasional
dapat Anda tingkatkan kapan saja Anda mau.