Sebenernya banyak sih yang harus dipersiapkan
sebelum menikah, siap fisik pastinya, siap hati harus, siap finansial apalagi.
Tapi di sini saya mau ngomongin tentang persiapan mental menghadapi kehidupan setelah
pernikahan. Karena di situlah yang paling penting – kehidupan setelah
pernikahan.
Gimana gak jadi yang paling penting, kehidupan
setelah pernikahan kan akan dijalani insyaAllah seumur hidup. Maka dari itu, mentalnya
bener2 harus siap sesiap-siapnya karena pernikahan benar2 menjadi perubahan
terbesar dalam hidup. Kalo dari pengalaman saya sih (pengalaman saya baru
sedikit yak, maklum, baru juga 1 tahun menikah, yang bener2 perlu diperhatikan
dan berhubungan dengan kesiapan mental itu ada beberapa. Saya list aja deh
1. Sampaikan harapan sebelum menikah
Yap, penting nih. Harapan-harapan kita terhadap
pasangan harus disampaikan kepada yang bersangkutan sebelum menikah. Biar sang pasangan
bisa sedikitnya berusaha untuk memenuhi harapan tersebut. Atau, kalaupun si
pasangan sudah memenuhi harapan2 itu, bisa jadi semakin yakin kalau ia memang
pasangan yang tepat ~PD banget yak~
2. Buang jauh harapan yang tinggi-tinggi
Kenapa? Karena biar hati kita tenang dan jadi gak
kecewa kalau pasangan ternyata jauh dari harapan. Kalau misalkan ia bisa
memenuhi harapan kita sih Alhamdulillah bangeet, tapi kalau enggak kan kita bakal
kecewa berat, betul? Contoh nih, misalkan kita berharap suami kita ~karena saya
perempuan, jadi saya nyontohinnya ya harapan perempuan, hehe~ bakal rajiin
banget ngurusin rumah dan gak segan segan buat bantu2 istri. Nah, kalau
misalkan ternyata setelah tinggal serumah dan ketauan aslinya kalau si suami
itu malesss banget dan gak mau sama sekali buat bantuin istri kan jadinya kita
ngedumel mulu tiap hari karena capek semua-muanya dikerjain sendiri Tapi
harapan2 terhadap pasangan itu jangan dilupain juga ya. Bisa diusahakan sedikit
demi sedikit kok untuk menjadikan pasangan kita sesuai harapan. Tapi satu lagi,
jangan dipaksain juga, let it go with the flow aja, hehe. Buatlah ia berubah
dengan kebaikan dan kesungguhan kita ~jyaah~
3. Siap berusaha mewujudkan harapan pasangan
Yap, selain kita tadi menyampaikan
harapan-harapan kita, dia juga harus menyampaikan harapan-harapannya
biar kita bisa bersiap dan berusaha untuk mewujudkan harapan itu demi
kelangsungan pernikahan *jyah, bahasanyaa* Dengan kita bersungguh hati ~lagi2bahasanyaaa~
berusaha mewujudkan harapan pasangan, bukan gak mungkin kan dia pun jadi
berusaha mewujudkan harapan kita, hehe. Intinya dimulai dari diri sendiri.
Susaaah banget ngubah orang tanpa diawali dari kita.
4. Bersiap untuk hidup berdua saja
Kita harus siap kalau nantinya harus hidup
bener-bener terpisah dengan kedua orang tua. Kaya saya dan suami sih. Walaupun
masih deket sama ortu suami, intinya kita tinggal terpisah. Yang tadinya ~mungkin~
enak di rumah yang lega bin nyaman, sekarang harus membiasakan diri hidup
dengan suami di rumah yang sempit. Kalau udah mampu beli rumah yang lega dan
nyaman sih enak, tinggal membiasakan diri hidup berduanya
Nah, tapi yang jadi permasalahan itu ngurus
rumahnya nih, hihi. Tadinya bisa kerja bakti seisi rumah, sekarang kerja bakti
berdua saja ~kalau punya pembantu sih ya bertiga, hehe~ Kalau akhirnya bukan tinggal
terpisah dari ortu, katakanlah di ortu kita atau mertua, kita tetap harus
membiasakan diri. Kalau tinggal di rumah ortu kita, ya berarti kita harus
membiasakan diri ada tambahan orang di rumah. Selain itu, harus pinter2
meng-klop-kan ~bahasanya apa ya yang pass~ pasangan dengan ortu kita dan
saudara2 kita yang tinggal serumah. Kalau di rumah mertua, ya kita harus
berusaha biar klop dengan mertua dan saudara2 ipar yang tinggal serumah.
5. Bersiap untuk kebiasaan baru pasangan
Sebenernya bukan kebiasaan baru, tapi kebiasaan
yang baru kita tau setelah menikah. Kita mungkin akan terkaget2 banget
dengan kebiasaan yang belum kita tau itu, jadi bener2 harus siap dengan segala kemungkinan
Yang ini emang abstrak banget, karena kita bener2 gak bisa ngira2 kebiasaan apa
yang bakal muncul dari pasangan. Bukan hal yang gak mungkin juga kalau
kebiasaannya itu kebiasaan yang bertolak belakang banget dengan kebiasaan kita.
Contohnya, saya dan suami Saya tidur dengan lampu menyala, suami tidur dengan
lampu yang harus mati. Saya gak bisa tidur kalau sunyi senyap, suami gak bisa
tidur kalau ada suara2. ~ini sih cuma kebiasaan kecil~ hehe
6. Jadi orang yang lebih komunikatif
Setidaknya sama pasangan ya. Kenapa? Karena yang
saya dapet dari pengalaman-pengalaman rumah tangga yang pernikahannya langgeng2
itu dan dari pengalaman-pengalaman ortu kita, komunikasi itu hal yang
paling pentiing banget.. Karena, dalam berumah tangga, kepala kita bukan
cuma satu. Kita gak bisa ngurus rumah tangga sendirian. Harus berdua, dan
segala sesuatu harus disampaikan, komunikasii.
Jadi, kalau kita orang yang malu-malu untuk
menyampaikan sesuatu. Atau selalu memendam sesuatu, segeralah berubah..!!
Latihan aja sama sahabat terdekat atau saudara (kakak / adik) kita untuk selalu
cerita, biar terbiasa menyampaikan apapun yang kita alami atau kita pikirkan. Saya
dan suami yang sama-sama komunikatif aja kadang2 masih suka misskomunikasi,
hehe.
Jadi, segeralah jadi orang yang komunikatif
Heheh, baru segitu aja kayanya yang ada di pikiran saya saat ini untuk
persiapan mental menuju pernikahannya, semoga bermanfaat untuk yang mau dan
sedang merencanakan pernikahan yak Daaan semoga rumah tangga saya dan suami
bisa langgeng seumur hidup serta dipertemukan di akhirat kelak. Amiiiin ^_^