Seperti iman yang bisa naik dan bisa turun, hubungan
pernikahan pun demikian. Ia bisa hangat dan penuh cinta, ia juga bisa gersang
dan renggang. Bersyukurlah Islam merupakan agama yang sempurna dan seimbang
dalam memandang keluarga. Selain panduan melalui Al Qur’an, juga ada teladan
dari Rasulullah dalam berkeluarga. Berikut ini adalah 8 faktor penting yang insya Allah dapat
memperkuat hubungan pernikahan:
1. Sikap Positif
Seorang muslim harus selalu memiliki sikap positif terhadap
kehidupan. Kita meyakini bahwa apa yang dianugerahkan Allah kepada kita adalah
hal terbaik bagi kita; bahwa apa yang terjadi pada kita selalu memiliki ibrah.
Pun, ketika saat ini kita sudah berkeluarga. Kita yakinkan
pada diri kita bahwa istri atau suami kita adalah pasangan terbaik yang
dihadirkan Allah untuk kita. Kita sadar istri atau suami kita adalah manusia
biasa; ia bukan sosok sempurna yang tak ada cela. Maka jika mendapati kebaikan
pada istri atau suami kita, kita bersyukur kepada Allah Ta’ala; jika ada hal
yang tidak baik, kita bersabar sembari bersama melakukan perbaikan.
Sikap positif inilah yang akan menguatkan hubungan
pernikahan dan mendatangkan keberkahan. Seperti nasehat Salim A Fillah dalam Lapis-Lapis
keberkahan, “Mungkin bukan nikmat atau musibahnya, tapi syukur dan
sabarnya. Bukan kaya atau miskinnya, tapi shadaqah dan doanya. Bukan sakit atau
sehatnya, tapi dzikir dan tafakkurnya. Bukan sedikit atau banyaknya, tapi ridha
dan qana`ahnya. Bukan tinggi atau rendahnya, tapi tazkiyah dan tawadhuínya.
Bukan kuat atau lemahnya, tapi adab dan akhlaqnya. Bukan sempit atau lapangnya,
tapi zuhud dan wara`nya. Bukan sukar atau mudahnya, tapi íamal dan jihadnya.
Bukan berat atau ringannya, tapi ikhlas dan tawakkalnya.”
2. Bantuan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menekankan
pentingnya suami membantu istri mereka. Pun istri membantu suaminya. Rasulullah
biasa menjahit bajunya sendiri, memerah susu dan sebagainya.
Ketika
Aisyah ditanya tentang apa yang dilakukan Rasulullah di dalam rumah, beliau
menjawab, “Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah seorang manusia biasa.
Beliau menambal pakaian sendiri, memerah susu dan melayani diri beliau
sendiri.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
3. Kepercayaan
Kehidupan suami istri harus dibangun di atas landasan saling
percaya. Suami percaya bahwa istrinya adalah wanita shalihah yang setia. Pun
istri percaya bahwa suaminya adalah suami shalih yang setia. Dengan kepercayaan
ini, meskipun ada coba dan goda dalam berkeluarga, suami istri bisa melaluinya.
Di samping membangun kepercayaan kepada pasangan, suami
istri juga perlu menjaga dirinya agar bisa dipercaya. Caranya, dengan bersikap
jujur, menepati janji dan menunaikan amanah dengan baik. Marilah kita teladani
junjungan kita yang mendapatkan gelar “Al-Amin” bahkan sebelum diangkat menjadi
Nabi.
4. Menghargai, Menghormati
Anda akan mendapatkan rasa hormat, ketika Anda memberikan
hormat. Anda akan dihargai orang lain, ketika Anda menghargai orang lain. Pun
dalam kehidupan suami istri. Ketika kita menghargai pasangan kita, ia pun akan
menghargai kita.
5. Humor, Hiburan, Romantisme
Rasulullah mencontohkan, beliau menghibur istrinya dengan
berbagai cara; bercanda, berlomba, menonton atraksi militer, hingga mandi
bersama.
Pasangan suami istri muslim perlu mencontoh keluarga
Rasulullah. Jangan sampai keluarga menjadi hubungan kaku dan rumah menjadi
tempat yang gersang. Selingi keseriusan dengan humor, hiburan dan romantisme.
6. Maaf
Tak ada manusia yang terbebas dari dosa dan kesalahan
kecuali Nabi yang ma’shum (dijaga oleh Allah). Pun dalam kehidupan berkeluarga.
Ada kalanya suami salah bicara. Ada kalanya istri menyinggung perasaan
suaminya. Ada kalanya suami salah mengambil keputusan. Ada kalanya istri
membuat suaminya kecewa. Namun jika saling memaafkan menjadi tradisi
berkeluarga, hal-hal kecil yang tak akan merintangi tujuan pernikahan.
7. Waktu
Menghabiskan waktu bersama merupakan salah satu penguat
hubungan pernikahan. Pergi untuk jalan-jalan. Naik bus bersama. Mengunjungi
kerabat dan saudara. Menjenguk teman di rumah sakit dan sebagainya. Selain
berpahala besar, hal-hal itu juga menguatkan hubungan pernikahan.
Bagi pasangan yang mampu, pergi haji dan umrah bersama
merupakan salah satu poin besar untuk menguatkan hubungan pernikahan.
8. Ibadah
Rasulullah menganjurkan kepada umatnya untuk menghidupkan
rumah dengan shalat sunnah dan tilawah. Alangkah indahnya ketika rumah berhias
tialwah; suami membaca, istri menyimaknya. Istri membaca, suami menyimaknya.
Lalu ada tadabur bersama. Alangkah indahnya rumah yang malamnya dihidupkan
dengan qiyamullail. Dengan Allah kian dekat, hubungan pernikahan kian kuat.
[Keluargacinta.com]